Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

catatan di balik wawancara #1

Genap seminggu wajah mungil itu mengusik ingatanku. Namanya Mardi, bocah pengamen yang kutemui di perempatan jalan. Dia sudah duduk berada di sana saat aku menyantroni 'kakaknya' untuk diajak wawancara. Tatapannya adalah tatapan anak kecil biasa, yang manja, yang menyimpan harap, yang penasaran, yang malu dan yang ragu-ragu. Suaranya pelan sekali saat menyebutkan nama. Dan, dia hanya tersenyum malu-malu saat ditanya. Kemudian, ada seorang anak lagi yang mengahampiri. Tanpa disangka dia mencium tanganku seperti kepada seseorang yang dihormati. Sikapnya menunjukan karakter anak yang tegar. Senyumnya terkembang lebar. Dia tampak ceria. Seolah jalanan bukanlah sebuah kesulitan bagi hidupnya. Namanya Arya. Sayang, dia hanya sekejap berada di situ. Dia tidak sempat mengorol denganku karena bus berpenumpang penuh yang melaju di perempatan itu seolah memerinya aba-aba start lari cepat berhadiah rupiah. Anak kecil itu berlari secepat kilat. Dia seolah tahu benar bahwa hidup harus dipe

Kau tidak sendirian

entah sejak kapan perjalanan yang jauh itu terasa dekat mungkin sejak gerimis sejak sepi sejak rindu sejak haru sejak bahagia sejak semua itu memupuk hatimu kau tersenyum melepas air mata dikayuh hujan kau bahagia menerima pelukan angin di tengah kesunyian sebab kau tahu sejak sepi sejak rindu sejak haru sejak bahagia sejak semua itu tumbuh bersamamu jalan yang setapak tujuan yang satu saja mereka mengabarkan padamu tuhan membersamaimu dengan kaki ringkih itu lihatlah! Dia kokoh menopang hatimu, kan? dia sepasang. kau tidak sendirian, sayang. Teruslah berjalan! #pwk, 071213 Tayana Mian

Drama jalan ini = Kita

petang ini di atas aspal di balik kaca denting gitar dan suara ranummu menyapa jika saja aku bisa kujawab sapamu dengan satu senyum saja semoga dengan itu kesulitanmu luruh duniamu bahagia penuh jika saja aku bisa kurogoh saku kemeja semoga dengan itu sedihmu tiada harimu gemerincing tawa petang ini di atas aspal di bibir jalan raya bising dan asap memainkan drama entah terasa atau tidak bahagia itu tidak ada entah terasa atau tidak tawa itu hampa kau-aku kalian-kami = kita pada petang di atas aspal di balik kaca kita melihat uap air mata di udara lalu kita saling tertawa dalam pragmen yang berbeda kita mendongak, menunduk menemukan kelam yang sama pada langit dan jalan raya lalu memejamkan mata kelam juga petang ini di balik kaca jalan ini mengelokkan sebuah drama kau-aku kalian-kami =kita #pwk, 041213 Tayana Mian