Langsung ke konten utama

Islami Ya Quds


Islami Ya Quds


Munsyid : Shoutul Harokah





Islami ya qudsu inna lil fida’ 
(sejahteralah engkau wahai quds, sungguh untuk pengorbanan)

Zi yadii in maaddatid-dunya yada 
(kami mempunyai kekuatan, jika dunia mengerahkan kekuatan)

Abadan kan taskiini abada 
(selamanya, kami takkan menyerah, selamanya)

Innai arju ma’a yaumi ghada  
(aku berharap bersama hari ini ada hari esok)

Islami ya qudsu inna lil fida’

Zi yadii in maaddatid-dunya yada

Abadan kan taskiini abada

Innai arju ma’a yaumi ghada

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad 
(bersatu hatiku dan tekadku untuk berjihad)

La amiilu la amallu la aliin  
(aku takkan melenceng, takkan jemu, takkan melunak)

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad

La amiilu la amallu la aliin

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii 
(untukmu, wahai quds kesejahteraan, wahai negeriku)

In rama…baghyus-sihaama 
(jika penjahat menembakkan anak peluru)

Attaqiiha bi fuaadii (aku menjaganya dengan hatiku 
(aku akan menahannya dengan dadaku)

Waslami fii kulli hiin (x2) 
(sejahteralah engkau sepanjang masa)

Muslimun ana banaani man bana 
(muslim aku, jemariku adalah yang membangun)

Masjidal aqsal-lazi ayantana 
(masjidil aqsa yang telah engkau tentukan)

Waqfatus-sokhrati fiima bainana 
(berdirinya sakhrah di tengah-tengah kami)

Bi wuquufid-dahri waqfati ana 
(sepanjang masa, tempat aku berdiri)

Muslimun ana banaani man bana

Masjidal aqsal-lazi ayantana

Waqfatus-sokhrati fiima bainana

Bi wuquufid-dahri waqfati ana

Lilkifaahi wal jihadi lil bilad 
(untuk perjuangan dan jihad membela negeri)

La amiilu la amallu la alin 
(aku takkan melenceng, takkan jemu, takkan melunak)

Lilkifaahi wal jihadi lil bilad

La amiilu la amallu la alin

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii

In rama…baghyus-sihaama

Attaqiiha bi fuaadii

Waslami fii kulli hiin (x2)

Islami ya qudsu inna lil fida’

Zi yadii in maaddatid-dunya yada

Abadan kan taskiini abada

Innai arju ma’a yaumi ghada

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad

La amiilu la amallu la aliin

Huwa ma’ie qalbi wa ‘azmi lil-jihad

La amiilu la amallu la aliin

Lil ulaa abna’al-qudsi lil ulaa

Wa bi qudsi syarri fil-mustaqbala

Wa fidalli qudsi lid-dunya falaa

Ado’ul islami lillah awwala

Lil ulaa abna’al-qudsi lil ulaa 
(demi kemuliaan, wahai putera-puteri quds, demi kemuliaan)

Wa bi qudsi syarri fil-mustaqbala 
(dengan qudsku jayakanlah masa depan)

Wa fidalli qudsi lid-dunya falaa 
(tebusan untuk quds bukan untuk dunia)

Ado’ul islami lillah awwala 
(aku posisikan islam hanya untuk Allah)

Jaanibal aisaaru qalbuhul fu’aad 
(di samping kiri adallah jantung hatinya)

Wa bilaadi hiya bi janbil-yamin 
(dan negeriku berada di samping kanannya)

Jaanibal aisaaru qalbuhul fu’aad

Wa bilaadi hiya bi janbil-yamin

Laki ya…qudsu salaama wa salaaman ya bilaadii

In rama…baghyus-sihaama

Attaqiiha bi fuaadii

Waslami fii kulli hiin (x2)

***

dengerin dech:  http://www.youtube.com/watch?v=FWJFrJKKYQA&feature=related

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ITTIHAD & HULUL #makalah

PEMBAHASAN A.     ITTIHAD 1.       Pengertian ittihad kata Ittihad berasal dari kata ittahad-yattahid-ittahad (dari kata wahid) yang berarti kebersatuan. Ittihad menurut Abu Yazid Al Busthami, secara komperhensif maupun etimologis, berarti integrasi, menyatu atau persatuan (unity). Ittihad memiliki arti "bergabung menjadi satu". Paham ini berarti seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu dengan Allah. Ittihād dalam ajaran tasawuf kata Ibrahim Madkur adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam perjalanan jiwa manusia. Menurut Harun Nasution, ittihad adalah satu tingkatan seorang sufi teah merasa dirinya bersatu dengan tuhan, satu tingkatan ketika yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata, “Hai aku”. Dalam paham ini, seseorang untuk mencapai Ittihad harus m

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHILAFAH RASHIDAH #makalah

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Melalui sejarah kita dapat menggali masa lalu untuk dikaji ulang. Melalui sejarah juga kita dapat menemukan nilai-nilai yang pasti akan sangat bermanfaat untuk membangun masa depan. Sebab, sejarah merupakan cermin, yang menampilkan kebaikan maupun keburukan yang pernah terjadi di masa lalu. Sehingga dengan bercermin kepadanya, kita dapat senantiasa memperbaiki diri untuk masa yang akan datang. Peradaban manusia tidak pernah lepas dari sejarah. Sebaliknya, ketika mengkaji sejarah, peradaban pun tidak mungkin luput dari pembahasannya. Peradaban manusia berkembang seiring perkembangan akal pikiran manusia itu sendiri. Peradaban tersebut mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Namun, dari sekian banyak peradaban yang tercatat dalam sejarah,  Islam pun turut menorehkan jejaknya dan mengambil peranan penting dalam sejarah perkembangan dunia hingga saat ini. Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hadir pada masa Jahiliyyah bagai

RINGKASAN MATERI ULUMMUL HADITS #makalah

A.     Pengertian Hadits Hadist menurut bahasa berarti الجديد yaitu ‘baru’. Pengertian ini terdapat pada beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain Q.S. Ath-Thuur ayat 34, Q.S. Al-Kahfi ayat 6. Q.S. Adh-Dhuha ayat 11. Namun, selain itu, hadist juga dapat berarti الخبر yaitu ‘berita’ serta   القريب yang berarti ‘dekat’. Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist. Antara lain: 1.      As-Sunnah ( السنة ) Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih umum/luas daripada hadist. Sunnah mencangkup segala sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya. 2.      Al-Khobar ( الخبر ) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah, khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi (sama denagn hadist),