Menurut Wikipedia, Penulis adalah sebutan bagi orang yang melakukan
pekerjaan menulis,[1] atau menciptakan suatu karya tulis.
Menulis adalah
kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat tulis di suatu sarana atau media penulisan,
mengungkapkan ide, pikiran, perasaan melalui kegiatan menulis, atau menciptakan
suatu karangan dalam bentuk tulisan. [1]
Karya tulis bisa
berupa karya tulis ilmiah: penelitian, makalah, jurnal; tulisan jurnalistik:artikel, opini, feature; sastraatau fiksi (termasuk prosa, novel, cerpen, puisi). Format tulisan
penerbit berupa media cetak:buku, majalah, tabloid, koran; media on-line/internet: (website, blog; media jejaring sosial: facebook, twitter, google plus dan sebagainya.
Padanan istilah penulis
adalah pengarang, penggubah, prosais, pujangga, sastrawan. [2]Berpadan
kata pula dengan pencatat, carik (Jawa), dabir (arkais), juru tulis, katib (Arab),kerani, klerek (arkais), panitera, sekretaris, setia usaha. [1] Pelukis dan penggambar kadangkala juga dimasukkan sebagai padan
kata penulis. [1]
Masih
kata Wikipedia, pada umumnya seorang penulis harus memiliki tiga keterampilan
dasar:
1.
Keterampilan
berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke tulisan, termasuk kemampuan menggunakan ejaan, tanda baca, dan pemilihan kata.
2.
Keterampilan
penyajian, seperti pengembangan
paragraf, merinci pokok bahasa menjadi sub bahasan pokok, dan
susunan secara sistematis.
3.
Keterampilan
perwajahan, termasuk kemampuan pengaturan tipografi seperti penyusunan format, jenis huruf, kertas,
tabel dan lain sebagainya.
Apaun bentuknya, Penulis adalah pekerjaan
yang menarik. Sebab, ini berkaitan juga dengan hobby ataupun kebiasaan seseorang.
Jadi, bisa dijalani seolah tanpa beban. Apalagi kegiatan menulis ini bisa dilakukan
kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja.
Berdasarkan sebuah artikel di kompasiana yang
berjudul ‘4Jenis Penulis’ karya Galih Permana Putra, penulis dikelompokkan
menjadi empat:
1.
Penulis
professional, yaitu orang yang memang mencari penghasilan dari menulis. Penulis jenis ini terbagi ke dalam dua
kelompok, yaitu Full Time Writer (menulis sebagai sumber penghasilan
utama) dan Part Time Writer (menulis sebagai pekerjaan sampingan).
2.
Penulis amatir, yaitu orang-orang yang menjadikan kegiatan
menulis sebagai hobi atau kesenangan belaka. Banyak orang yang salah persepsi
terhadap istilah penulis amatir ini. Mereka mengira, penulis amatir adalah
orang-orang yang belum pintar menulis. Padahal, yang termasuk ke dalam golongan
penulis amatir:
a). Orang-orang yang menulis untuk tujuan
menambah pergaulan.
b). Orang-orang yang menulis untuk berbagi
ilmu.
c). Orang-orang yang menulis untuk
menghilangkan stres.
d). Orang-orang
yang menulis sebagai aktualisasi diri.
Seiring dengan
perkembangan pengalaman dan keahlian mereka, banyak penulis amatir yang
akhirnya beralih status menjadi penulis profesional.
3. Penulis tidak sadar, yaitu orang-orang yang sering menulis (dengan
tujuan tertentu), tapi mereka merasa bukan penulis. Contohnya:
a) Blogger. Mereka ini umumnya lebih senang
disebut blogger daripada penulis. Padahal, kegiatan utama mereka justru
menulis. Barulah, ketika tulisan di blog mereka diterbitkan menjadi buku,
mereka dengan percaya diri mengatakan,”saya penulis.”
b). Pebisnis
online atau internet marketer. Mereka biasanya menulis untuk tujuan
meningkatkan trafik website , dan sebagainya. Sama seperti blogger, mereka pun
tidak sadar bahwa mereka sebenarnya penulis.
c). Staf atau
manajer humas di perusahaan , yang harus sering menulis untuk dibaca oleh
wartawan atau konsumen mereka.
4. Penulis mungkin, yaitu orang yang
bercita-cita menjadi penulis , tapi tak terwujud juga. Bukan karena mereka
gagal. Bagaimana mungkin dibilang gagal, jika mencoba saja belum pernah. Mereka
mengaku terlalu sibuk, banyak kendala, belum tahu caranya, merasa minder dan
sebagainya. Pokoknya banyak alasan,deh!
Nah,
ternyata profesi menulis itu beragam, kan?
tinggal pilih saja kita mau menjadi yang mana. Novelis kah, cerpenis kah, kolumnis, jurnalis, penyair, pujangga, copy writer, gosh writer, atau malah masih ‘wanna be writter’?
tinggal pilih saja kita mau menjadi yang mana. Novelis kah, cerpenis kah, kolumnis, jurnalis, penyair, pujangga, copy writer, gosh writer, atau malah masih ‘wanna be writter’?
Apapun
itu, syarat untuk menjadi penulis hanya satu, yaitu menulis. Pekerjaan ini
tidak bersertifikasi. Adapun kualifikasi seorang penulis, saya rasa ditentukan
oleh kualitas tulisan dan produktifitasnya. Seperti halnya sebuah profesi pada
umumnya, untuk mencapai kualifikasi tersebut tentu diperlukan proses dan waktu.
Kita ingin menjadi penulis yang bagaimana? Jawabannya: Menulislah dan terus
menulis. Jangan berhenti mengasah kemampuan. Teruslah berkarya hingga kita bisa
dengan bangga memproklamirkan diri sebagai seorang penulis.
Sebagian
naskah disadur dari: http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/11/4-jenis-penulis-527408.html
dan: http://id.wikipedia.org/wiki/Penulis
Komentar
Posting Komentar