PENGANTAR PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
A. Penegrtian
Psikologi dan Psikologi Perkembangan
Psikologi
berasal dari bahasa yunani, yaitu Psychology. Dari kata “psycho” yang berarti
roh, jiwa (daya hidup) dan “logos” berarti ilmu, secara harfiah psikologi
berarti “ilmu jiwa”. tetapi psikologi membatasi pada manisfestasi dan ekspresi
dari jiwa tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga psikologi dapat dapat di definisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Objek
kajian Psikologi adalah manusia yang merupakan mahluk individual sekaligus
sosial. Maka, objek kajian tersebut berkenaan dengan aktivitas-aktivitas mental
manusia dalam interaksi dengan lingkungannya.
Psikologi
dibedakan menjadi 2 cabang, yaitu Psikologi Teoritis dan Psikologi terapan.
Psikologi Teoritis pun dibagi lagi menjadi 2 cabang yaitu Psikologi Umum dan
Psikologi Khusus. Sedangkan Psikologi perkembangan itu sendiri merupakan bagian
dari Psikologi khusus, yaitu Psikologi yang mempelajari kekhususan tingkah laku
individu.
Pengertian
Psikologi perkembangan menurut para ahli:
1. David
G Myers (1996)
Psikologi
perkembangan ‘a branch of psychologu that studies physical, coginitive, and
socialchange throughout the life span’
2. Kevil
L.Seifert & Robert J Hoffnung (1994)
Psikologi
Perkembangan ‘The schientificy study of how thoughts, feeling, personalitu,
socialrelationships, and body of motor skill envolve as an individual grows
older’
3. Linda
L Daidoff (1991)
Psikologi
Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan
perkembangan
stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai
sejakterbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
4. M
Lenner (1976)
Psikologi
perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaanfungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses
berpikir pada anak-anak,memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana
kepribadian seseorang berubah danberkembangn dari anak-anak, remaja, sampai
dewasa.
Pengertian
diatas mencangkup sistematis
perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari struktur
jasmani, perilaku,maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life
span) dari masa konsepsihingga menjelang mati.
Sedangkan
beberapa definisi lain menurit para ahli, antara lain:
1. Menurut
Monks, Knoers dan Haditono bahwa ‘psikologi perkembangan adalah suatuilmu yang
lebih mempersolankan faktor-faktor umum yang mempengaruhi prosesperkembangan
(perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan
pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.’
2. Menurut
Kartono bahwa ‘Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmuyang
mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi,
anakpemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesense menjelang
dewasa.’
3. Encyclopedia
International : ‘Developmental psychology is a branch of psychologydevoted been
placed on the search for those elements of behavior in the child which
arethought to be prerequisite for complex adult behavior.’(Psikologi perkembangan adalahsuatu cabang dari psikologi yang
mengetengahkana pembahasan tentang perilaku anaksecara historic titik berat
pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anakyang dimungkinkan
akan menjadi syarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks).
4. Good
dalam Dictionary Of Education : ‘Developmental psychology: the branch
ofpsychology concerned with the course of progressive stages of behavior,
consideredphylogenetically anda ontogenetically, and including both the phase
of growth and ofdecline, broder in meaning than genetic psychology, though the
terms are frequently useinterchangeably.’
Berdasarkan
definisi di atas, Psikologi perkembangan membahas tentang arah atautahapan
kemajuan dari perilaku yang mempertimbangkan phylogenetic dan
ontogenetic,termasuk semua phase pertumbuhan dan penurunan. Hal ini berarti
adanya pembatasan yanglebih luas dari pengertian ilmu jiwa keturunan, walaupun
bentuk dan polanya adapersamaannya serta dapat dipertukarkan.
Adapun
definisi psikologi perkembangan menurut para ahli yang lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Menurut Prof. .Dr. F.J. Monks, Prof.Dr. A.M.P.
Kenoers, dan Prof. Dr Siti Rahayu Haditoro, psikologi perkembangan adalah suatu
ilmu yang lebih mempersoalkan foktor-faktorumum yang mempengaruhi proses
perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan
pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
2. Menurut
Dra. Kartini Kartono, psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang
memperlajari
tingkah laku manusia yang dimulai pada periode masa bayi, anak pemain,anak
sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.
3. Menurut
Dra. Desmita, M.Si. Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang
mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik ,
yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi
dalam diri , baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi
mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span), yang biasanya dimulai
sejak konsepsi hingga menjelang mati. (Desmita , 2007:3)
Jadi,
dari seluruh pengertian para ahli di atas dapat disimpilkan bahwa Psikologi perkembangan
meliputi, sistematis perkembangan
manusia baik secara ontogenik maupun phylogenetik mencangkup struktur jasmani,
prilaku, fungsi mental, serta arah atau tahapan kemajuan dan penurunannya sepanjang
hidup manusia mulai dari masa konsepsi hingga mati.
Psikologi
Perkembangan disebut juga dengan istilah Developmental Psychology atau Human
Development. “Developmental psychology studies human change in a lot of
areas,including motor skills (and other processes that are both physical and
psychological), problem solving abilities, understanding of concepts, learning
language, moral understanding, andidentity” (wikipedia). Dengan kata lain,
Psikologi perkembangan mempelajari perubahan-perubahan manusia dalam berbegai
area, meliputi kemampuan motorik yang meibatkan bagian fisik maupun mental,
kemampuan memecahkan masalah, memahami konsep, bahasa, pemahaman moral, dan
identitas.
Untuk
lebih jelas dalam mempelajari pengertian Psikologi Perkembangan, maka kita
perlu mengetahui mengenai hakikat perkembangan itu sendiri.
B. Hakikat
Perkembangan
1. Perkembangan
(Development)
Definisi
perkembangan menurut para ahli, antara lain:
a. Chaplin
(2002) mengartikan perkembangan sebagai :
1) perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampi mati,
2) pertumbuhan,
3) perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional,
4) kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkahlaku yang tidak dipelajari.
b. .J.
Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”
perkembangan juga diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke
arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
c. Santrock
(1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut: “Development is
the pattern of change that begins at conception and continues through the life
span. Most development involves growth, atthough it includes decay (as in death
and dying). The pattern of movement is complex because it is product of several
processes – biological, cognitive, and socioemotional.”
d. Seifert
& Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai ‘Long-term changes in
a person’s growth up, feelings, patterns of thinking, social relationships, and
motor skills.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perkembangan tidak terbatas pada pertumbuhan saja,
tetapi terkandung juga perubahan yang terus-menerus dan bersifat tetap dari
fungsi-fungsi jasmani dan rohani yang dimiliki individu. Sebab, individu tidak
pernah statis. Ia mengalami perubahan-perubahan yang progresif dan
berkesinambungan.
“Istilah
‘Perkembangan’ (development) dalam Psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup
kompleks” (Desmita, 2012: 8). Maka, untuk dapat memahami konsep perkembangan,
terlebih dahulu perlu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di
dalamnya, yaitu: pertumbuhan, kematangan dan perubahan.
2. Pertumbuhan
(Growth)
Pertumbuhan
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologis. Chaplin
(2002), mengartikan pertumbuhan sebagai
satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh
atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997),
pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau
diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993),
mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel
Pertumbuhan
dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan yang sifatnya kuantitatif,
yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan dan
anggota badan. Pertumbuhan semacam ini bersifat meningkat, menetap sampai pada
titik optimum hingga kemudian mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia.
3. Kematangan
(Maturation)
Pertumbuhan
dan perkembangan pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu
menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan
mental. Definisi kematangan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Chaplin
(2002) mengartikan kematangan sebagai perkembangan, proses mencapai usia
matang; proses perkembangan yang berasal dari keturunan atau merupakan tingkah
laku khusus spesies.
b. Myers
(1996) mendefinisikan kematangan sebagai ‘biological growthprocesses that
enable orderly in behavior, relatively uninfluencedby experience.’
c. Zigler
dan Stevenson (1993), kematangan adalah ‘the orderly physiological changes that
occur in all spesies over time that appear to unfold according to a genetic
blueprint.’
d. Davidof
(1998), menggunakan istilah kematangan (maturation) untuk menunjuk pada
munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan
kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen,
karena pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi
tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut di kemudian hari. Banyak dari
potensi-potensi tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat
terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di
kemudian hari.
Kematangan
itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul
dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah
laku individu. meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa
tertentu.
Kematangan
mula-mula merupakan hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan
penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya kematangan
jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan
kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek psikis yang
meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan, dan lain-lain, serta kematangan pada
aspek psikis ini diperlukan adanya latihan-latihan tertentu.
4. Perubahan
Perkembangan
mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan.
Perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara
yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, maka realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi diri”
merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu
dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang
diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
Bagaimana
manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat tergantung pada kemampuan-kemampuan
bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selam masa anak-anak tetapi juga
saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan yang
lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat.
Secara
garis besarnya perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat
dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu :
a. perubahan
dalam ukuran besarnya.
b. perubahan-perubahan
dalam proporsi
c. hilangnya
bentuk atau ciri-ciri lama
d. timbul
atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
Dengan
demikian dapat diketahui bahwa pada hakikatnya perkembangan dan pertumbuhan
memiliki perbedaan penekanan. Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya ialah
perubahan, perubahan menuju ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik. Ada
beberapa perbedaan antar pertumbuhan dan perkembangan antara lain:
a.
Pertumbuhan lebih banyak berkenaan dengan aspek-aspek jasmaniah atau fisik,
sedangkan perkembangan dengan aspek-aspek psikis atau rohaniah.
b.
Pertumbuhan menunjukkan perubahan atau penambahan secara kuantitas, yaitu
penambahan dalam ukuran besar atau tinggi, sedangkan perkembangan berkenaan
dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi .
Namun,
dalam literatur Psikologi Perkembangan istilah pertumbuhan digunakan dalam
pengertian yang sama dengan perkembangan. Whitherington (1986) menyatakan
bahwa, ‘pertumbuhan dalam pengertiannya yang luas meliputi perkembangan.’
(Desmita, 2012: 11).
Unsur-unsur
proses perkembangan , yaitu :
a.
Bakat atau pembawaan : sebagai benih, sebagai disposisi (kemungkinan), sebagai
potensi (tenaga yang masih berwujud kemungkinan).
b.
Kematangan atau masa peka
c.
Bimbingan, latihan, pendidikan.
C. Tujuan
Psikologi Perkembangan
Tujuan Psikologi perkembangan meliputi:
1. Deskribing,
yaitu menggambarkan atau memamparkan prilaku yang bertujuan untuk memperoleh
norma usia.
2. Explain,
yaitu menjelaskan mengapa terjadi prilaku tertentu dengan melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi seseorang.
3. Predict,
yaitu memprediksi prilaku apa saja yang akan muncul setelah melalui tahapan
eksplain.
4. Modify,
yaitu melakukan optimalisasi atau modifikasi perkembangan (pada kasus tertentu)
mealui training dan terapi.
Menurut
Mussen, Conger dan Kagan (1969) dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitik
beratkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan.
oleh sebab itu tujuan psikologi perkembangan meliputi :
Memberikan,
Mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemapuan yang
sedang berkembang sesuaidengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri
universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak dimana saja dan dalam lingkungan
sosial budaya mana saja.
1. Mempelajari
perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan
tertentu.
2. Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda.
3. Mempelajari
penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti
kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan
lain-lain
Sementara
itu Elizabeth B.Hurlock (1980)
menyebutkan 6 tujuan psikologi perkembangan dewasa ini, yaitu :
Menemukan
perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam
penampilan, prilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan.
1. Menemukan
kapan perubahan-perubahan itu terjadi.
2. Menemukan
sebab-sebabnya.
3. Menemukan
bagaimana perubahan itu mempengaruhi prilaku.
4. Menemukan
dapat atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan.
5. Menemukan
apakah perubahan itu bersifat individual atau universal.
Adapun
manfaat atau kegunaan psikologi
perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Dengan
mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan
prinsip-prinsipmengenai tingkah laku manusia.
2. Untuk
memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak
orangakan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan,
kehendak,maupun tingkah laku lainnya.
3. Dengan
mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai
dirinyasendiri.
4. Pengenalan
dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yangsangat
penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
5. Dengan
bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilaitingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itusesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat
kenormalan tingkah laku kitasendiri.
D. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
Dalam
psikologi perkembangan, terdapat tiga aliran besar yang memiliki pendapat
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu :
1.
Aliran Nativisme
Tokoh
aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada
tahun 1788-1880. Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran.,
dan menurut Aliran Nativisme bahwa hasil pendidikan dan perkembangan manusia
itu ditentukan oleh pembawaan yang diperolehnya sejak anak itu dilahirkan. Anak
dilahirkan kedunia sudah mempunyai pembawaan dari orang tua maupun
disekelilingnya, dan pembawaan itulah yang menentukan perkembangan dan hasil
pendidikan. Jadi Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan
oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan
oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini,
keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme
berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat,
dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan
anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi
perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan
itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara
fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan
Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak
manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat
herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri
tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu.
Misalnya,
seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang
menjadi seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin
juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Adapun
faktor- faktor yang mempengaruhi dalam Aliran ini adalah ;
a.
Faktor genetic
Adalah
faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul
dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang
penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang
prosentasenya besar.
b.
Faktor Kemampuan Anak
Adalah
faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam
dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya
sesuai dengan bakat dan minatnya.
Anak
dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpamakan
sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri
anak. Setiap anak memilliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya, seperti
bakat musik, seni, agama, akal yang tajam, dan sebagainya. Anak yang mempunyai
bakat musik misalnya, maka minat dan perhatiannya akan sangat besar terhadap
musik. Ia akan mudah mempelajarinya, mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang
berhubungan dengan musik. Dia dapat mencapai kemajuan dalam bidang musik,
bahkan mungkin mencapai prestasi yang luar biasa seperti ahli musik dan
pencipta lagu. Dengan demikian jelaslah bahwa bakat atau pembawaan mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan individu.
c.
Faktor pertumbuhan Anak
Adalah
faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan
dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka
dia kan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang
dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut
tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.
2.
Aliran Empirisme
Tokoh
aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun
1632-1704. Empire artinya pengalaman. Aliran empirisme berlawanan 1800 dengan
aliran nativisme, karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi
dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan
yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut
kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Teorinya
John Lock dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa
anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan
mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan
dariorangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak
melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris
yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut
aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab
pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima
pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah
laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme dinamakan optimisme paedagogis,
karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi.
Misalnya:
Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala
alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat
melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik,
pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal. Contoh lain, ketika
dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang
berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin,
yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan
disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemahan
aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan
berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung.
3.
Aliran Konvergensi
Tokoh
aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang
hidup tahun 1871-1939. Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti
penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil.Aliran Konvergensi
merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran
ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan
buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh
lingkungan, dan kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir itu merupakan
petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang permainan. Dalam
ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang sangat luas.
Tenaga-tenaga
dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang menyebabkan perkembangan itu,
karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga
pendorong. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan
pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa
sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang
sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung
oleh bakat baik yang dibawa anak.
Dengan
demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada
faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan
lingkungan sama-sama berperan penting. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan
seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang
pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan
Sebagai
contoh: anak dalam tahun pertama belajar mengoceh, baru kemudian becakap-cakap,
dorongan dan bakat itu telah ada, di meniru suara-suara dari ibunya dan orang
disekelilingnya. Ia meniru dan mendebgarkan dari kata-kata yang diucapkan
kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan
dari luar yang merangsangnya. Dengan demikian jika tidak ada bantuan
suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak
tesebut bisa bercakap-cakap.
Selain
ketiga aliran di atas, Ki Hajar
Dewantoro, tokoh pendidikan nasional juga mengemukakan adanya dua faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor
internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor eksternal).
Manurut
Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi
eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas
perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar
untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang
penting. Tetapi bailklah beberapa diantara faktor faktor-faktor tersebut
ditinjau:
1.
Intelligensi
Intellegensi
merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh
perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan
terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Berdasarkan
penelitian Terman LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of
walking and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan
adanya pengaruh intellegensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam
perkembangan berjalan dan berbicara.
2.
Seks
Perbedaan
perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata kelihatan
adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki
lebih besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya
dan lebih cepat pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
Anak perempuan pada umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira
satu atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari
pada anak lakilaki. Hal ini jelasa pada anak umur 9 sampai 12 tahun.
3.
Kelenjar-kelenjar
Hasil
penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya
peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan
jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan
sesudah dilahirkan.
4.
Kebangsaan (ras)
Anak-anak
dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak eropa
sebelah timur. Amak-anak negro dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat
dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
5.
Posisi dalam keluarga
Kedudukan
anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan.
Anak kedua, ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat
dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya
lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya
cepat, karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
6.
Makanan
Pada
tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor
yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja
makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari
pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh,
penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
7.
Luka dan penyakit
Luka
dan penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan, meskipun terkadang hanya
sedikit dan hanya menyangkut perkembangan fisik saja.
8.
Hawa dan sinar
Hawa
dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang penting. Terdapat
perbedaan antara anak-anak yang kondisi lingkungannya baik dan yang buruk.
9.
Kultur (budaya)
Penyelidikan
Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan Indiana menunjukan bahwa sifat
pertumbuhan anak-anak bayi dari kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan
pendapat bahwa sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah
yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak dalam proses
perkembangannya. Yang termasuk faktor budaya disini selain budaya masyarakat
juga di dalamnya termasuk pendidikan, agama, dsb.
Elizabeth
B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab
terjadinyaperkembangan (Cause of Development) yaitu:
1.
Kematangan (Maturation)
Perkembangan
fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari pada kodrat yang
telahmenjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman si anak. Kodra
ini diperoleh dariturunan perkembangan (Heredity Endownment) dan menimbulkan
pertumbuhan yangterlihat, meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata
dari lingkungan.Pertumbuhan karena kodrat terkadang timbulnya secara
sekonyongkonyong. Rambuttumbuh di muka, suara berubah dengan tiba-tiba.
Sikapnya terpengaruh antara lain terhadapseks lain, yang berkembang menjadi
kegila-gilaan gadis atau kegila-gilaan pemuda sebagaikebalikan dari kebencian
yang ditujukan pada masa sebelumnya (Masa Pueral).Pada anak-anak sering
terlihat, tiba-tiba anak itu dapat berdiri, berbicara, dan sebagainyayang
terkadang setelah seseorang berpendapat bahwea anak-anak itu sangat
terbelakangdalam pekembangannya.
2.
Belajar dan latihan (Learning)
Sebab
terjadinya perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau
dengan latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau
tidak denganmelalui bantuan orang dewasa.
3.
Kombinasi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning)
Kedua
sebab kematangan dan belajar atau altihan itu tidak berlangsung
sendiri-sendiri,tetapi bersama-sama, bantu membantu. Biasanya melalui suatu
latihan yang tepat danterarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum,
tetapi terkadang meskipunbentuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil
seperti yang diharapkan, jika batasperkembangannya lekas tercapai atau daya
berkembangnya sangat terbatas.Kematangan selain berfungsi sebagai pemberi bahan
mentah yang berupa potensi-potensiyang siap untuk dilatih/dikembangkan juga
sebagai penentu batas atau kualitasperkembangan yang akan terjadi. Kematangan
itu dalam periode perkembangan tidak hanyadicapai setelah lahir, tetapi sebelum
lahir juga ada kematangan; bedanya ialah bahwakematangan dalam masa sebelum
lahir hanya dipengaruhi kodrat dan tidak memerlukanlatihan.
Kematangan
suatu sifat sangat penting bagi seorang pengasuh atau pendidik
untukmengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi
yang sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai
bagi mereka.
Telah
banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seoranganak
dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas
dasarpengajaran/pengalaman. Hasilnya antara lain:
1. Pada
tahun-tahun pertama “kematangan” ini penting karena
memungkinkanpengajaran/pelatihan.
2. Dalam
hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antaraanak kembardan
anak yang berbeda rasnya (Nego dan Amreika misalnya).
3. Berlangsungnya
secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan)
denganpengajaran/latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
Komentar
Posting Komentar