Langsung ke konten utama

Kisah yang lebay 2 tahun lalu (kalau ngak salah) :D

Selalu ada cerita sepulang kerja. Hari ini pun sama. Lebih dari itu kisah hari merupakan yang paling menguras emosi. Begini ceritanya...

Beberapa hari ini nenknonk terlihat lebih pendiam dari biasanya. Rekan satu angkotnya yang paling cerewet saja sering kali menyinggung dengan mengatakan bahwa nenknonk lah yang paling ‘sunyi’ jarang bersuara. Biasanya nenknonk memang tidak banyak kata, tapi sesekali ia juga suka nimbrung dalam pembicaraan dalam angkot disetiap pagi dan petang. Angkot yang mereka tumpangi kan ‘exlusive’. Penumpang angkot ini tetap, kurang lebih 10 orang yang sama, yang bekerja di sebuah pabrik yang sama, yang berangkat dan juga sering pulang bersama-sama. Angkot ini adalah milik bersama (jiaaah....ngaku-ngaku). Kami menyebut sistem carter angkot seperti ini dengan istilah ‘abodemen’ karena kami membyar ongkosnya sebulan sekali.

Nah, kembali ke masalah diamnya nenknonk belakangan ini. Apakah yang sebenarnya terjadi? Nenknonk sendiri sebenarnya menanyakan hal yang sama. Ia sendiri merasakan perubahan suhu, dan kadar nyalinya yang sedikit berkurang dalam hal suara menyuarakan aspirasi pribadinya. Ia pikir mungkin semua ini karena tekanan kerja yang ‘sungguh ther-laa-lhu’. Ia merasa dibungkam oleh keadaan dan lingkungan sekitarnya. Hal ini juga cukup menyiksanya. Tapi, image ‘pendiam’ adalah trademark-nya, jadi ia tidak mampu berbuat banyak untuk merubahnya. Pasar sudah terlanjur mengenalnya sebagai produk ‘taat’, jika ia berubah sedikit saja bisa-bisa ia di cap pemberontak dan dikeluarkan dari peredaran. Intinya nenknonk memilih bungkam atas chaos yg terjadi di otaknya.

Dunia mengenal nenknonk sebagai anak baik-baik. Tidak diragukan lagi. Namun kejadian sepulang kerja hari ini, benar-benar telah mencemarkan nama baiknya. Setidaknya itulah yang bertengger dipikiran nenknonk saat ini. Tepat disaat semua huruf pada tulisan ini mengalir lancar keluar dari kepalanya dan tercetak di layar.

Kejadiannya petang ini...

Nenknonk keluar dari pabrik ‘tercinta’ tepat pukul 18.00 lewat beberapa menit, karena sebelum menyentuh pintu keluar semua karyawan wajib mengantri barcode (sejenis time card) dengan berebutan seperti kaum duafa mengantri sembako yg dibagikan pemerintah. Hanya saja kondisi kami lebih mirip narapidana yg berebutan keluar penjara saat terjadi kerusuhan masal. Barcode selesai, masih ada pemeriksaan satpam. Huh...menyebalkan. waktu pulang jadi terhambat. Belum cukup sampai di situ, puncak acara pagelaran seusai kerja adalah kemacetan total. Selalu. Setiap hari. Tiada hari tanpa macet di depan pabrik kami. Beribu-ribu orang dari 2 factory keluar bersamaan, sedangkan mobil angkutan umum yang tersedia begitu terbatas. Motor-motor berseliweran di mana-mana, orang-orang berjalan tak tentu arah, angkot yg tidak mau mengalah, saling jegal, saling salib, saling serobot. Aparat keamanan level manapun tak berdaya menghadapi situasi pelik seperti di depan pabrik kami. Jalanan yg sempit memaksa kendaraan umum yg ‘tak berdosa’ harus bersedia merasakan pahitnya kemacetan berjam-jam. Ambulan sekalipun sulit menembus blokade ‘kecil-kecilan’ ini. Seandainya pasien di dalam ambulan itu sedang sekarat tentu kemungkinan besar bisa tewas di tempat. Bukan karena sakitnya parah, melainkan karena parahnya kemacetan. Kesemerawutan yang luar biasa ‘indah’.

Sangat patut disyukuri petang ini nenknonk naik angkot yang sopirnya mungkin mengidolakan michel shumacher, jadi ia melarikan mobilnya secepat kilat, menerobos barisan kendaraan, puluhan motor juga lautan manusia. Sopir-sopir angkot di daerah ini memang terampil kebut-kebutan ngejar setoran. Mereka punya target pulang pergi, karena jadwal kepulangan karyawan dari pabrik terbagi menjadi 2 waktu yang utama yaitu pukul 17.30 dan pukul 18.00, mereka pun mempersiapkan strategi penjemputan dengan seksama. Menjadi, sopir angkot di daerah ini memang membutuhkan kecerdasan khusus, keterampilan yang memadai, dan kecerdikan serta kreatifitas yang mendukung. Jadi supir angkot aja ribet banget, tapi ya sudahlah yang terpenting penumpang bisa selamat sampai tujuan dalam waktu sesingkat-singkatnya tanpa keterlambatan. Walaupun seringnya memang terlambat.

Syukurlah kali ini nenknonk bisa sampai di tempat transit lebih awal dari yang lainnya berkat jasa pak ‘Shumi’ tadi. Sayangnya, mobil abodemen merka belum tiba di tempat. Jadi, nenknonk harus menunggu beberapa saat. Menyebalkan memang, tapi situasi seperti ini merupakan sebuah kesempatan di mata nenknonk.

Jadwal masuk siang yag berarti pulang pukul 18.00 sangatlah dilematis. Dilema terjadi dikarenakan pergeseran waktu maghrib. Jika mghrib lebih awal (kurang dari 18.00) maka, nenknonk sholat di mushola pabrik sesaat setelah memenangkan pertarungan rebutan barcode. Masalahnya, jika waktu maghrib bergeser melewati angka 18.00, maka nenknonk kesulitan untuk menyelenggarakan ibadah sholatnya. Ia tidak mungkin mendekam di pabrik lebih lama karena waktu tutup buka pintu sangat dibatasi. Jika, ia memaksakan diri sekalipun, konsekuensinya ia bisa terjebak macet dan terlambat sampai di tempat transit lalu di lempari tatapan tidak menyenangkan disertai suguhan kalimat tidak enak oleh rekan-rekan seangkotnya. Ia bisa mati kutu.

Maghrib berakhir pukul 19.00 tepat ia sampai di rumah jika ia naik mobil abodemaen nya, jika tidak maka jangan harap ia kebagian waktu maghrib di rumah. Dilema bukan ?  ini dilema bagi nenknonk yang tidak berdaya. Ia tidak rela maghribnya tersita tapi ia juga tak tahu harus bagaimana. Tempat transitnya hanya 1 yaitu perempatan Sadang Terminal squere. Memang ada 1 masjid jami di sebelah timur STS, tapi jaraknya cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Ujung-ujungnya terlambat lagi. Dimarahi lagi. Satu-satunya cara adalah sholat maghrib di masjid STS yang terletak di puncak gedung. Nah, masa menunggu inilah yang nenknonk nilai sebagai kesempatan untuk sholat. Untuk melaksanakan misi mulia ini, nenknonk pun harus menempuh perjalanan naik turun lift ke lantai 3. sebelumnya ia mohon izin dulu pada salah satu rekan angkot yang sudah stand by terlebih dulu di pinggir jalan.
“bu, nenk ke atas dulu yaa !”
“jug!” kata bu Ini menyilahkan.
“nanti kalau mobilnya datang, jangan dulu berangkat. Tungguin nenk ya!” pinta nenknonk sedikit khawatir. Jika ia ditinggal jemputan, bagaimana nasibnya kelak. Hohoho...
“iya, nanti d sms kalau udah datang mah”
Nenknonk pun dengan gagah berani menyeberang jalan, memasuki gedung STS, pusat perbelanjaan bergengsi di kotanya. Orang yang tidak tahu pasti mengira ia mau memborong belanjaan di sebuah supermarket ternama yang ada di gedung tersebut. Padahal, nenknonk Cuma mau numpang sholat doang. Gkgkgk....

Selesai ssholat. Misi berhasil ditunaikan. Beban kewajiban jatuh berguguran. Nenknonk mengambil hpnya dari dalam tas. Terlihat 2 buah panggilan tidak terjawab dari nomr yang tidak dikenal. Ia yakin itu pasti rekan seangkotnya yg sudah tidak sabar menunggu. Ia pun bergegas.

Jalanan lengang. Ternyata mobil abodemen sudah berangkat meninggalkannya. Nenknonk menunduk meratapi nasibnya. Sebuah ketidakadilan. Sepanjang perjalanan dalam mobil angkutan umum, nenknonk mengingat suatu kejadian di suatu petang sepulang kerja. Hari itu macet total, jalan penuh oleh kendaraan yang tidak bergerak atau bergerak perlahan. Namun, sopir angkot yang ditumpangi nenknonk kebetulan sedang kesetanan. Nenknonk pun menjuarai lomba ‘siapa cepat sampai Sadang’ yang selalu didengungkan oleh para rekan senior nya dlm mobil abodemenan. Berhubung, personel angkot yang lain sudah berpesan melalui sms yang menyatakan bahwa mereka terjebak macet dan mohon dikasihani agar di tunggu, nenknonk dan pak sopir pun menunggu. Tak tanggung-tanggung 1 jam nenknonk menunggu sampai mereka semua lolos dari bencana si komo lewat. Lalu, ‘apa balasannya?’ tanya nenknonk ke dalam pikirannya sendiri. Rasionya berkata, ‘begitulah sikap manusia, nenk. Tidak semuanya sebaik yang kamu sangka. Tidak semuanya punya tenggang rasa. Tidak semuanya mau memahami kondisi orang lain.’ Sedangkan, hatinya berkata, ‘bersabarlah, nenk. Bukankah kamu orang yang selalu sabar. Biarlah mereka begitu, asalkan kamu tidak begitu. Bersikaplah yang baik !’ Dan, nenknonk hanya terdiam. Setidaknya ia merasa tenang karena ia telah memenangkan Allah diatas yang lainnya. Jam berapapun sampai di rumah sudah tidak jadi masalah karena ia sudah menunaikan kewajibannya.

Mobil angkutan umum berhenti di penghujung rute trayek. Di sebuah terminal acak-acakan yang menjadi perbatasan antara kota dan kampung nenknonk.tinggal 3 orang penumpang. Nenknonk turun bersama seorang bapak. Ia membayar dengan uang lembaran 10 ribu. Sopir memberikan kembalian pada bapak tersebut, lalu pada nenknonk.

Bunder selalu ramai. Daerah kampung ini sedang berkembang menjadi kota kecil. Pertokoan mulai bermunculan di sekelilingnua. Tidak kurang dari 3 buah mini market beroperasi di sana, jaralnya pun berdekatan. Segala macam makanan lengkap tersedia, penjualnya bergerobak-gerobak. Klinik, dokter praktek, foto coppy-an, tukang jahit, warnet, sampai gedung olah raga badminton juga ada di sana. Sebentar lagi Bunder akan pesat menjadi pusat bisnis dan usaha, pusat perbelanjaan warga kecamatan jatiluhur, kampung nenknonk.

Nenknonk berjalan cepat memburu waktu sampai ke rumah, ia sudah terlambat 15 menit.jadi, ia harus memburu angkot kilat yang akn mengantarkannya ke rumah. Tak disngka, tak diduga...
“nenk !” suara seseorang memanggilnya.
Nenknonk menoleh. Ia mengernyitkan dahi. Angkot yang tadi berbelok ke arahnya, tepatnya mengejar dia.
“nenk tadi uangnya kembalian berapa ?” tanya sopir angkot tsb.
“7 ribu lima ratus” jawab nenknonk. ia merogoh saku tasnya dan mengeluarkan uang kembalian tadi yang masih utuh.
“uang 10 ribunya mana ?” tanya sopir tadi sengit.
Nenknonk kaget. “bukannya tadi udah saya kasih. Bapak sendiri yang nerima”
“tapi uangnya g ada” sopir itu turun dari mobilnya. Sewot dan emosi ia membuka pintu dan mengobrakabrik dasboard serta jok depan. “mana ?? g ada kan ??”
“lho..saya udah bayar” tegas nenknonk.
“tapi buktinya g ada” sopir itu tetap ngotot “kalau begini tekor dong saya. 10 rebu”
Nenknonk diam tak bisa berkata-kata walaupun hatinya dongkol ingin memaki dan teriak membuktikan bahwa ia tidak berbohong. Nenknonk pantang berbohong.

Pernah suatu kali sopir angkot memberikan kembalian lebih padanya, ia tidak begitu saja mengantongi uangnya, tapi dengan jujur ia kembalikan. Dan, detik ini seorang sopir kurang ajar tidak berpendidikan menuduhnya. Tentu saja nurani nenknonk tidak terima. Ini kejadian yang pertama dalam hidupnya yang menodai martabatnya sebagai anak baik-baik. Bagaimana mungkin ia menipu sedangkan, jilbabnya rapat, rok nya panjang dan kaos kakinya melekat. Imannya pun msh terpatri dlm dada.


Sungguh nenknonk tak sanggup menahan emosi yang menyeruak. Matanya berkaca-kaca tak mampu menyembunyikan perih dan sakit hati yg terasa. Tega sekali orang yang menuduhnya berdusta. Ini bukan tentang harga 10 ribu atau seratus ribu, tapi tentang harga diri seorang nenknonknenkchrank. Seorang gadis yang tidak pernah bersentuhan dengan kasus kriminal. Seorang yang jangankan menipu, berbohong pun ia tak mampu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ITTIHAD & HULUL #makalah

PEMBAHASAN A.     ITTIHAD 1.       Pengertian ittihad kata Ittihad berasal dari kata ittahad-yattahid-ittahad (dari kata wahid) yang berarti kebersatuan. Ittihad menurut Abu Yazid Al Busthami, secara komperhensif maupun etimologis, berarti integrasi, menyatu atau persatuan (unity). Ittihad memiliki arti "bergabung menjadi satu". Paham ini berarti seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu dengan Allah. Ittihād dalam ajaran tasawuf kata Ibrahim Madkur adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam perjalanan jiwa manusia. Menurut Harun Nasution, ittihad adalah satu tingkatan seorang sufi teah merasa dirinya bersatu dengan tuhan, satu tingkatan ketika yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata, “Hai aku”. Dalam paham ini, seseorang untuk mencapai Ittihad harus m

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHILAFAH RASHIDAH #makalah

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Melalui sejarah kita dapat menggali masa lalu untuk dikaji ulang. Melalui sejarah juga kita dapat menemukan nilai-nilai yang pasti akan sangat bermanfaat untuk membangun masa depan. Sebab, sejarah merupakan cermin, yang menampilkan kebaikan maupun keburukan yang pernah terjadi di masa lalu. Sehingga dengan bercermin kepadanya, kita dapat senantiasa memperbaiki diri untuk masa yang akan datang. Peradaban manusia tidak pernah lepas dari sejarah. Sebaliknya, ketika mengkaji sejarah, peradaban pun tidak mungkin luput dari pembahasannya. Peradaban manusia berkembang seiring perkembangan akal pikiran manusia itu sendiri. Peradaban tersebut mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Namun, dari sekian banyak peradaban yang tercatat dalam sejarah,  Islam pun turut menorehkan jejaknya dan mengambil peranan penting dalam sejarah perkembangan dunia hingga saat ini. Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hadir pada masa Jahiliyyah bagai

RINGKASAN MATERI ULUMMUL HADITS #makalah

A.     Pengertian Hadits Hadist menurut bahasa berarti الجديد yaitu ‘baru’. Pengertian ini terdapat pada beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain Q.S. Ath-Thuur ayat 34, Q.S. Al-Kahfi ayat 6. Q.S. Adh-Dhuha ayat 11. Namun, selain itu, hadist juga dapat berarti الخبر yaitu ‘berita’ serta   القريب yang berarti ‘dekat’. Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist. Antara lain: 1.      As-Sunnah ( السنة ) Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih umum/luas daripada hadist. Sunnah mencangkup segala sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya. 2.      Al-Khobar ( الخبر ) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah, khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi (sama denagn hadist),