Langsung ke konten utama

Soal UAS yang Paling Menampar

Bola mata nenknonk terpaku pada lembar soal UAS yang baru saja dibagikan. 'Duh...' Nenknonk sampai habis pikir kenapa nasibnya beserta teman sekelasnya bisa sesial ini. Mata kuliah terakhir. HADIS.

Beberapa menit yang lalu UAS mata kuliah ini diprediksi tidak akan seseram ini. Pertama, karena kami mengenal tipikal dosen yang mengampu mata kuliah ini. Kedua, saat diujikan di kelas sebelah, pengawasan cukup longgar. Yang ketiga, ini yang paling membuat kami optimis dan lumayan antusias, kami dapat bocoran soal dari kelas sebelah. Tidak tanggung-tanggung, bocorannya sangat otentik karena berupa lembar soal asli.

Dalam waktu beberapa menit saat jeda pergantian mata kuliah, kami sekelas berupaya sekuat tenaga mengerahkan segenap kemampuan jiwa dan raga, segenap kuota pikiran dan kuota internet juga untuk mencari jawaban soal yang sebagian besar didominasi huruf arab tersebut.

Kekhawatiran terbesar kami saat itu hanya satu. Tentang pengawas ruangan yang disinyalir mungkin akan diisi oleh dosen prodi 'sebelah'. Dosen baru yang agak-agak gimana gitu. Kami agak 'kurang nyaman' dengan sikap dan style mengajarnya. Agak bertentangan dengan cara free style kami dalam belajar. Persoalannya, dosen 'ajaib' ini kerap kali menggantikan dosen matkul Hadis di kelas kami. Sedari tadi dia terlihat wara-wiri di koridor. Ini pertanda kurang baik. Bisa cilaka dua belas kami kalau dia yang jadi pengawas UAS kami.

Namun, berbekal kertas soal dari kelas sebelah, kami pun pantang menyerah. Nenknonk yang antinyontek sekalipun untuk matkul yang satu ini justru turut serta dalam upaya pencarian jawaban. Sambil celingak-celinguk ke pintu dan jendela dia komat-kamit menghafal terjemahan hadis yang disarikan mbah gugel via hape cerdas milik temannya.

"kali ini mah Nenknonk ga jadi malaikat dulu deh" celotehnya sambil nyengir ditengah 'sidang isbat' UAS Hadis.

Namun, kalimat di atas yang baru beberapa menit lalu dia ucapkan seolah dipentalkan oleh tuhan melalui lembar soal yang sekarang ia pegang. 'Duh...' tidak ada satu nomer pun pertanyaan yang sama dengan lembar soal kelas sebelah yang jawabannya tadi telah dia hafal mati-mdtian dalam hitungan detik. Apalagi, pengawasnya dosen 'ajaib' itu. Sungguh mimpi buruk yang jadi nyata.

Detik-detik berlalu, Nenknonk masih terkesima dengan soal-soal di depan mata. Tidak disangka kami yang mengira sudah ma'rifat dengan dosen Hadis yang biasanya cuek itu bisa mendapat kejutan se-surprize ini darinya. 'Duh...'

Alih-alih mengisi soal, Nenknonk malah berfikir tentang fenomena yang terjadi pada UAS matkul terakhir ini. Kenapa pengawasnya harus dosen 'hampir' killer itu? Kenapa tiba-tiba dosen asli kami berubah sikap? Kenapa jumlah soal untuk kami lebih banyak daripada kelas sebelah? Kenapa seluruh soalnya dibedakan? Dan, yang paling menyebalkan, kenapa tidak boleh pakai kamus untuk menerjemahkan bahasa arabnya? 'Duh...'

Nenknonk tertawa. Lebih tepatnya tersenyum bahagia. Mungkin hanya dia seorang mahasiswa PAI yang tidak bisa bahasa Arab tapi mendadak sangat bahagia mendapat soal berupa hadis 'asing' dalam bahasa yang juga asing. Bukan, karena dia merasa bisa mengisi jawaban dengan benar. Sebaliknya, did justru tidak tahu apa yang harus ia tuliskan. Tapi yang jelas kegembiraan itu datang menghampirinya begitu saja, karena dari lembar soal yang tidak dimengertinya itu ia memahami sesuatu.

Allah sedang dan selalu menjaganya. Menjaganya tetap 'menjadi malaikat'. Dia sepertinya tidak mengijinkan Nenknonk 'main belakang'. Itulah, kenapa soal ditangannya memerlukan jawaban yang berbeda dengan apa yang sudah dia hafal beberapa menit sebelumnya. Karena itu suatu 'ketidakbenaran'. Dan, Allah yang Maha Mengetahui tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.

Ujian ini bukan semata tentang jawaban soal di atas kertas, tapi ini juga tentang ujian kita sebagai manusia yang mengetahui baik dan buruknya suatu perbuatan. Ujian ini bukan hanya tentang benar-salah sebuah jawaban, tapi juga sebagai pertanyaan atas kejujuran maupun ketidakjujuran kita. Karena semua itu pasti harus dipertanggungjawabkan.

***

Pwk, 7715

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ITTIHAD & HULUL #makalah

PEMBAHASAN A.     ITTIHAD 1.       Pengertian ittihad kata Ittihad berasal dari kata ittahad-yattahid-ittahad (dari kata wahid) yang berarti kebersatuan. Ittihad menurut Abu Yazid Al Busthami, secara komperhensif maupun etimologis, berarti integrasi, menyatu atau persatuan (unity). Ittihad memiliki arti "bergabung menjadi satu". Paham ini berarti seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu dengan Allah. Ittihād dalam ajaran tasawuf kata Ibrahim Madkur adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam perjalanan jiwa manusia. Menurut Harun Nasution, ittihad adalah satu tingkatan seorang sufi teah merasa dirinya bersatu dengan tuhan, satu tingkatan ketika yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata, “Hai aku”. Dalam paham ini, seseorang untuk mencapai Ittihad harus m

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHILAFAH RASHIDAH #makalah

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Melalui sejarah kita dapat menggali masa lalu untuk dikaji ulang. Melalui sejarah juga kita dapat menemukan nilai-nilai yang pasti akan sangat bermanfaat untuk membangun masa depan. Sebab, sejarah merupakan cermin, yang menampilkan kebaikan maupun keburukan yang pernah terjadi di masa lalu. Sehingga dengan bercermin kepadanya, kita dapat senantiasa memperbaiki diri untuk masa yang akan datang. Peradaban manusia tidak pernah lepas dari sejarah. Sebaliknya, ketika mengkaji sejarah, peradaban pun tidak mungkin luput dari pembahasannya. Peradaban manusia berkembang seiring perkembangan akal pikiran manusia itu sendiri. Peradaban tersebut mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Namun, dari sekian banyak peradaban yang tercatat dalam sejarah,  Islam pun turut menorehkan jejaknya dan mengambil peranan penting dalam sejarah perkembangan dunia hingga saat ini. Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hadir pada masa Jahiliyyah bagai

RINGKASAN MATERI ULUMMUL HADITS #makalah

A.     Pengertian Hadits Hadist menurut bahasa berarti الجديد yaitu ‘baru’. Pengertian ini terdapat pada beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain Q.S. Ath-Thuur ayat 34, Q.S. Al-Kahfi ayat 6. Q.S. Adh-Dhuha ayat 11. Namun, selain itu, hadist juga dapat berarti الخبر yaitu ‘berita’ serta   القريب yang berarti ‘dekat’. Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist. Antara lain: 1.      As-Sunnah ( السنة ) Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih umum/luas daripada hadist. Sunnah mencangkup segala sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya. 2.      Al-Khobar ( الخبر ) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah, khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi (sama denagn hadist),