Langsung ke konten utama

Kepada: Para Pejuang Skripsi

To: para pejuang skripsi seantero negeri

Skripsi seolah menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Padahal, semua tahu kunci untuk membuka pintu kelulusan adalah skripsi. Dalam beberapa kasus, banyak mahasiswa yang tumbang karena kalah dalam pertarungan terakhir mereka ketika bergelut dengan skripsinya. Ada juga yang pantang menyerah dan terus berjibaku menyelesaikan pertarungannya hingga bertahun-tahun belum lulus juga sampai akhirnya dijuluki mahasiswa abadi.

Ada apa dengan skripsi?

Melalui tulisan ini saya akan mengulas sedikit tentang masalah skripsi sekaligus berbagi tips dan motivasi yang mudah-mudahan bisa menginspirasi.

Pertma saya akan membahas tentang kesulitan yang dialami mahasiswa. Masalah klasik para pejuang skripsi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Ngaku aja deh kalau kalian pernah ngalamin yang begini:

Mahasiswa: Pak, besok bisa bimbingan?
Dosen: *read doang
Atau begini:
Mahasiswa: Pak, hari ini ada di kampus tidak?
Dosen: ada sampai jam 11
Mahasiswa: *melihat jam sudah jam stengah 11, langsung ganti baju dan tancap gas. Belum ngedit revisian dan print segala-gala. Mampir ke potocopy-an. Sampai di kampus jam 11 lewat.
Mahasiswa: Bapak ada dimana? saya sudah di kampus.
Dosen: saya sudah masuk tol mau ke kota anu.
Mahasiswa: wadoooh...

salah satu kendala utama dalam penyusunan skripsi adalah JADWAL bimbingan. Disaat  kesibukan dosen bertemu dengan keogahan mahasiswa, jadilah proses bimbingan yang setengah tahun itu hanya dilalui dengan kekosongan tapi penuh dengan kegalauan. Waktu 6 bulan pun berlalu begitu saja tanpa terasa. Padahal, kalau di bandingkan dengan episode dalam satu seri drama korea, jumlah jadwal bimbingan itu tidaklah seberapa. Inilah yang menyebabkan skripsi terbengkalai dalam waktu yang lama.

2. Berasa ga kalau kadang kalian ngiri sama amuba yang bisa membelah diri, sebab kalian pasti pernah mengharapkan bisa berada di dua tempat yang berbeda secara bersamaan dalam satu waktu? Nah, masalah kesibukan dan banyaknya aktivitas diluar kuliah ini jadi salah satu masalah pelik bagi pejuang skripsi, khususnya para aktivis dan mahasiswa yang bekerja. Gimana mau mengerjakan skripsi sementara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan lain-lain menumpuk dan 'lebih galak' menuntut untuk diselesaikan. Maka, skripsi pun terabaikan.

3. Ngaku aja kalau kalian pernah merasa bagai Siti Nurbaya, kalian diam-diam pernah merasa bernasib sial karena 'dijodohkan' dengan dosen pembimbing yang tidak sesuai keinginan, kan? Duh, kalau sudah demikian yang dihidangkan takdir, ya apa boleh buat, kunyah dan makan saja lah. Karena ketidak-sreg-an ini, mahasiswa seringkali malas bimbingan dan kurang bisa memahami arahan dosennya. Walhasil, kata 'acc' yang diidamankan itu sulit diperoleh.

4. Setelah diteliti (ciee...) ternyata banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam hal penulisan skripsi. Selain format penulisan, kesulitan itu juga terjadi dalam pendalaman materi atau masalah dalam penelitian mereka.
Pernah begini saat bimbingan?

Dosen: Ini latar belakang masalahnya apa? Rumusan masalahnya bagaimana?

Mahasiswa: eh...hm...anu...eh..hm...
(Dan disudahi dengan nyengir kuda)

Adegan tersebut sedikit banyak menunjukkan ketidaksiapan mahasiswa dalam penguasaan materi. Nah, kalau diwawancara dosen pembimbing saja sudah jadi bisu, bagaimana saat ditanya dosen penguji nanti? Kalau menghadapi dosen pembimbing saja sudah dag dig dug duerrr, bagaimana menghadapi malaikat maut, eh...dosen penguji nanti?

Masalah penguasaan materi dan literasi ini memang kadang membuat mahasiswa 'ngeper' duluan menghadapi sidang. Bahkan, membuat tak percaya diri (meragukan diri sendiri). Duh, coba deh pikirkan kembali, kalau kamu saja tidak bisa yakin sama diri sendiri, bagaimana bisa meyakinkan dosen pembimbing memuluskan 'penelitian'-mu? Akhirnya skripsimu bisa mandeg.

5. Masalah klasik: uang alias soal finansial. Bagaimana pun yang satu ini tak bisa diabaikan. kebijakan masing-masing kampus memang berbeda, tapi tentunya setiap kampus mengharapkan kelancaran administrasi dan keuangannya. Beberapa kampus bahkan mensyaratkan 'lunas' administrasi sebelumendaftar sidang skripsi. Kalau kamu terus-terusan menunggak bayaran kuliah, hati-hati saja, langkahmu menuju kelulusan bisa terjegal.

Nah, bagaimana solusinya?

Saya, mau berikan sedikit saran,  masukan, dan informasi secukupnya yang semoga bisa diracik menjadi tips jitu untuk menambah staminamu memperjuangkan skripsi.

1. Soal waktu dan kesibukan, siapa sih yang tidak sibuk di alam akademik ini? Kalau mahasiswa saja sibuk, dosen apalagi. Nah, pahami ini.

Jadi, sebagai pihak yang 'butuh', jangan malu dan ragu untuk 'mengejar' dosen pembimbing 'semahal', sesibuk, atau sesombong apapun 'beliau', kita mahasiswa. Sekali lagi, kita mahasiswa, tak pantas 'sombong', 'jual mahal', egois, atau 'sok sibuk' terhadap guru kita, dosen kita.

Mereka juga manusia, yang punya hati dan pikiran dalam menilai segala sikap dan usaha kita memperjuangkan 'cita-cita'. Merendahlah untuk meninggi, bukan meninggikan diri dan jadi rendah. Jangan sombong. Berkorban waktu dan tenaga yang lebih tak apa, toh itulah bayaran yang harus dikeluarkan untuk 'menebus' impian kita.

2. Solusi untuk 'membelah diri' demi skripsi. Coba, tanyanyakan kembali ke diri sendiri tentang komitmen kita saat memutuskan untuk kuliah. Kamu jadikan 'dia' sepenting apa?

Well, mungkin di luar sana kita bukan pengangguran yang cuma ngurusin kuliah doang. Tapi, itu juga bukan pembenaran bagi kita untuk tidak membuat skala prioritas. Kegiatan atau tugas mana yang paling utama untuk didahulukan? Sebuah list sederhana bisa membantu kita memetakannya kok.

Nah, jika memang kita berkomitmen serius terhadap kuliah kita, apa salahnya tempatkan 'skripsi' di list teratas. Kenapa?

Ada batas waktu untuk menyelesaikan segala pekerjaan di list itu. Mana yang paling urgent? Kerjakan itu terlebih dahulu. Kenapa harus skripsi dulu?

Ya...ga harus juga sih. Kalau lagi 'kebelet' mah ya tinggalkan saja skripsinya. Urusan 'ke belakang' itu urgent di saat seperti itu.

Tapi, untuk keperluan jangka panjang, skripsi tetap harus dikerjakan. Mau tidak mau itu harus diprioritaskan, kecuali kalau kita rela 4 tahun kuliah sama-sama, tapi ga wisuda bareng teman satu angkatan.

3. Soal dosen pembimbing yang kurang 'sreg' di hati, percaya lah 'cinta' akan datang pada waktunya. Witing treno jalaran soko kulino (bener ga ya, bahasa Jawanya?)

'Cinta' yang dimaksud di atas bukan tentang asmara lho, ya. Ini pure tentang 'saling mengenal' dan 'saling memahami' saja.

Pada awalnya, mahasiswa bisa saja beranggapan dosen anu mah 'anu-anu-anu'. Dosen pun bisa saja beranggapan sama, mahasiswa eta mah 'kitu-kitu-kitu'. Tapi ingat, itu cuma sebatas prasangka atau praduga. Uji validitasnya dulu lah!

Kalau belum bimbingan saja sudah dipusingkan dengan prasangka, gimana skripsi mu bisa move on dari bab 1 ke bab 2? Kata orang barat mah 'lalanyahan' hela atuh.

Dosen juga manusia, so, manusiakan dong dia. Setidaksuka apapun kita, tetap hormati, dengarkan nasehat dan petunjuknya. Camkan, 'Demi Skripsi', itu saja dulu, jika memang seterpaksa itu dirimu dibimbing dirinya.

Terima kebenaran meski itu datang dari dosen yang paling dibenci sekalipun. Ikuti rule bimbingan skripsi. Don't ngeyel dulu. Tahan emosi dan keep sabar.

Insya Allah, semua kesulitan selama bimbingan dan proses penyusunan serta penelitian lapangan 'demi skripsi' akan memperkaya diri kita. Tak hanya dengan teori, tapi juga interaksi dan sikap sosial kita.

Lama-lama, kita akan tahu karakter dan sikap dosen pembimbing. Lama-lama kita juga bisa membaca jalan pikirannya, mengikuti prosedur yang diarahkannya. Dan, tanpa terasa kita akan bisa menangani kesulitan-kesulitan yang kita hadapi saat berinteraksi dengan beliau.

Dosen juga manusia kok, dia juga punya hati. Sekiller apapun cara dia menyampaikan pelajarannya, dia insya Allah luluh jika kita sungguh-sungguh.

Terkadang, kesungguhan itulah yang justru menjadi pembuka jalan, pembuka kunci gembok hati dosen tersebut. Terkadang, tak penting seberapa cerdas otakmu, sebab yang paling utama adalah seberapa baik akhlakmu. Dan, itu tercermin dari adabmu di sepanjang bimbingan itu.

Percaya deh, acc skripsi atau kelulusan itu bukan 100% hasil kerja kerasmu saja. Ada kemurahan hati dosen-dosenmu di sana, ada 'sumbangan' teman-temamu juga di sana, ada doa orang tuamu, dan tentu saja kuasa Allah. So, jangan apatis.

4. Masalah teknis, sebenarnya sudah cukup jelas dibahas di buku pedoman skripsi. Semuanya pasti punya. Masalahnya, dibaca atau tidak?

Nah ini, salah satu penyakit pejuang skripsi. Malas baca dan lebih suka nyari solusi praktis. Segan nanya ke dosen pembimbing, akhirnya ngegerecokin teman. Padahal, si teman juga belum tentu benar.

Hm...teknis penulisan dan penyusunan skripsi ini bisa dibilang merupakan aturan yang paling ketat. Tak sedikit mahasiswa yang 'kantongnya jebol' karena harus print ulang berkali-kali akibat kesalahan dalam kasus ini.

Bagaimanapun, memang tak ada yang sempurna, namanya juga bikinan manusia. Kesalahan sangat mungkin terjadi. Tapi, bisa kok diminimalisir.

Salah satu caranya, ikuti kaidah penulisan. Ini bisa dilatih dari semester 1 loh. Coba terapkan dan terus perbaiki teknik penulisan dan penyusunan makalahmu dari waktu ke waktu. Cari tahu apa yang kalu belum kuasai dalam hal teknis.

Misal, cara bikin footnote atau halaman di ms. Word. Jaman kan sudah canggih, tak ada alasan belum diajarkan sama dosen atau ngak tahu sama sekali, sebab info itu bisa dicari di internet. Jangan bilang ga punya pulsa juga, ya!

Dengan menerapkan aturan dan kaidah penulisan makalah yang benar, insya Allah, penyusunan skripsi tak akan serumit dan se-ngeselin bayangan kita kok.

5. Masalah finansial. Berat memang kalau tagihan keuangan di'breg' sumuanya di akhir. So, jangan abai.

Jangan biarkan keuangan menjegal langkahmu untuk lulus.

Masalah keuangan bisa diatasi dengan memanage pembayaran kuliah. Apalagi kalau kampus memberikan keringanan untuk mencicil. Jika berat dengan biaya per semester, coba konversi biaya tersebut jadi cicilan bulanan saja.

Hitung dan rasionalisasikan semua biaya yang perlu dikeluarkan setiap tahun atau semester. Konversikan ke cost bulananmu.

Misal: biaya 1 semester 6 juta. Berarti, per bulan kamu harus mengeluarkan 1 juta. Nominal inilah yang harus kamu alokasikan setiap bulan untuk kuliah. Jadi, ketika waktunya bayaran semesteran tiba, uangmu sudah terkumpul sejumlah yang dibutuhkan.

Ini terkesan berat dan sulit karena tagihannya jadi sepanjang waktu, tapi dengan cara ini, kita tidak perlu menumpuk hutang yang besar dan memberatkan di akhir perkuliahan.

Jika sudah kadung berhutang, ya jangan menyerah dan pasrah juga. Masih ada jalan yang bisa ditempuh.
Kenapa tidak berkoordinasi dengan pihak kampus. Pasti ada prosedur atau opsi tertentu yang mungkin bisa meringankan sedikit beban hutang itu. Komunikasikan saja, tentunya dengan tata cara yang baik dan sesuia prosedur.

Intinya, pejuang skripsi harus benar-benar berjiwa pejuang. Tak boleh kalah dengan kehadiran sejuta masalah. Jangan tumbang sebelum toga terkembang.

Dari: alumni 2017 yang tak pernah menyangka bisa 'cum laude' setelah jadi yang paling akhir mengajukan revisi proposal skripsi, mengejar 2 mata kuliah yang tertinggal, dan masuk kloter terakhir di sidang komprehensif.

Tak ada yang tak mungkin, kawan. Berharap lah dan terus perjuangkan mimpimu!












Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ITTIHAD & HULUL #makalah

PEMBAHASAN A.     ITTIHAD 1.       Pengertian ittihad kata Ittihad berasal dari kata ittahad-yattahid-ittahad (dari kata wahid) yang berarti kebersatuan. Ittihad menurut Abu Yazid Al Busthami, secara komperhensif maupun etimologis, berarti integrasi, menyatu atau persatuan (unity). Ittihad memiliki arti "bergabung menjadi satu". Paham ini berarti seorang sufi dapat bersatu dengan Allah setelah terlebih dahulu melebur dalam sandaran rohani dan jasmani (fana) untuk kemudian dalam keadaan baqa, bersatu dengan Allah. Ittihād dalam ajaran tasawuf kata Ibrahim Madkur adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam perjalanan jiwa manusia. Menurut Harun Nasution, ittihad adalah satu tingkatan seorang sufi teah merasa dirinya bersatu dengan tuhan, satu tingkatan ketika yang mencintai dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi dengan kata-kata, “Hai aku”. Dalam paham ini, seseorang untuk mencapai Ittihad harus m

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHILAFAH RASHIDAH #makalah

PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Melalui sejarah kita dapat menggali masa lalu untuk dikaji ulang. Melalui sejarah juga kita dapat menemukan nilai-nilai yang pasti akan sangat bermanfaat untuk membangun masa depan. Sebab, sejarah merupakan cermin, yang menampilkan kebaikan maupun keburukan yang pernah terjadi di masa lalu. Sehingga dengan bercermin kepadanya, kita dapat senantiasa memperbaiki diri untuk masa yang akan datang. Peradaban manusia tidak pernah lepas dari sejarah. Sebaliknya, ketika mengkaji sejarah, peradaban pun tidak mungkin luput dari pembahasannya. Peradaban manusia berkembang seiring perkembangan akal pikiran manusia itu sendiri. Peradaban tersebut mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Namun, dari sekian banyak peradaban yang tercatat dalam sejarah,  Islam pun turut menorehkan jejaknya dan mengambil peranan penting dalam sejarah perkembangan dunia hingga saat ini. Ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw hadir pada masa Jahiliyyah bagai

RINGKASAN MATERI ULUMMUL HADITS #makalah

A.     Pengertian Hadits Hadist menurut bahasa berarti الجديد yaitu ‘baru’. Pengertian ini terdapat pada beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain Q.S. Ath-Thuur ayat 34, Q.S. Al-Kahfi ayat 6. Q.S. Adh-Dhuha ayat 11. Namun, selain itu, hadist juga dapat berarti الخبر yaitu ‘berita’ serta   القريب yang berarti ‘dekat’. Ada beberapa istilah berkenaan dengan pengertian hadist. Antara lain: 1.      As-Sunnah ( السنة ) Sunnah menurut istilah memiliki pengertian yang sama dengan hadits, tapi di sisi lain pengertian sunnah adalah lebih umum/luas daripada hadist. Sunnah mencangkup segala sesuatu yang berasal dari nabi baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat, sikap, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat menjadi nabi ataupun sebelumnya. 2.      Al-Khobar ( الخبر ) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, khobar menurut bahasa berarti kabar atau berita. Sedangkan menurut istilah, khobar berarti kabar ataupun berita yang berasal dari nabi (sama denagn hadist),